Di tengah kemelut yang dihadapi, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta justru menyaksikan semangat kader PKS yang tidak surut untuk menghadapi kontestasi politik di tahun 2014, yaitu Pemilihan Umum. “Dari roadshow putaran pertama di 5 kota yang sudah saya jalani, pertanyaan kader bukanlah ‘Apa yang sedang terjadi?’, melainkan ‘Apa yang harus kami lakukan?’”, demikian dikatakan Anis Matta dalam jumpa pers sesaat sebelum memberikan orasi politik tentang 3 pemimpin Indonesia, Selasa (12/2) di Ruang Utama Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur, Bali.
Menurut Anis Matta, hal tersebut membuat dia dan jajaran pengurus DPP optimis bahwa PKS akan mampu menyelesaikan trauma kejadian ini dalam waktu singkat dan bergerak memenuhi target-targetnya. Ia juga mengingatkan kader bahwa kasus yang menimpa mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq belum mencapai tahap keputusan pengadilan. “Selain itu, perlu juga dicamkan oleh kita semua, tahun 2013 ini adalah tahun politik. Di tahun politik, apapun bisa terjadi, yang salah bisa benar, dan yang benar bisa menjadi bersalah,” ujar Anis dengan meminta hadirin untuk menafsirkan sendiri apa maksud pernyataannya tersebut.
Menjawab pertanyaan seorang wartawan tentang maksud pernyataannya dalam pidato pelantikan sebagai Presiden PKS, bahwa ada konspirasi besar terhadap PKS, Anis Matta menyampaikan bahwa hal tersebut harus dilihat dalam bingkai besar politik Indonesia. “Bahwa ada daya ancam yang besar terhadap demokrasi Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Ini bukan hanya sekedar ancaman untuk PKS,” ujar pria yang baru saja melepas jabatan Wakil Ketua DPR ini.
Anis Matta berjanji akan menyampaikan orasi politik tentang daya ancam dalam demokrasi di Indonesia tersebut pada Hari Ulang Tahun Kemerdekan RI tanggal 17 Agustus 2013. “Saat ini saya fokus untuk memimpin perbaikan internal dengan melakukan pengecekan spiritual, fisik dan juga perilaku politik kader dan pengurus PKS,” ujarnya. Untuk pengecekan perilaku politik, ia berjanji akan memerhatikan pos-pos yang memungkinkan adanya penyimpangan perilaku politik dan melakukan pembenahan secepatnya.