Jakarta – PKS DKI Jakarta mengatakan pemerintah pusat tidak perlu takut dengan elektabilitas Gubernur Anies Baswedan versi lembaga survei Median. PKS meminta agar Pilgub DKI dilaksanakan tahun 2022.
“Hasil survei Median terkait elektabilitas Pak Anies pada angka 42,5 % tanggapan PKS DKI menggambarkan bahwa seharusnya pemerintah pusat tidak perlu ketakutan dengan sosok Pak Anies,” kata Ketua DPW PKS DKI, Khoirudin kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Khoirudin meminta agar Pilkada DKI Jakarta tetap dilaksanakan pada tahun 2022 bukan 2024. Menurut anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta itu, DKI tidak bisa dipimpin oleh Pelaksana Tugas selama 2 tahun.
“Untuk itu hak masyarakat dalam memilih pemimpinnya harus diberikan jalan seluas-luasnya tidak perlu dihambat dengan tidak adanya revisi undang-undang Pemilu. Pilkada di DKI harus dilaksanakan karena waktu 2 tahun yang dijabat Plt terlalu lama, masyarakat dipimpin oleh orang yang tidak dipilihnya. Penguasa tidak perlu takut dengan Pak Anies karena elektabilitasnya hanya 42,5%,” kata dia.
Sementara itu, anggota Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz mengatakan survei elektabilitas dan kepuasan terhadap kinerja Anies itu terlalu dini. Dia mengatakan hasil survei itu tidak bisa mempresentasikan kinerja Anies di Ibu Kota.
“Kami dari PKS melihat survei tersebut terlalu prematur, saya yakin jika survei tersebut dilakukan dengan benar akan lebih banyak orang yang puas pada kinerja Gubernur,” kata Aziz saat dihubungi terpisah.
Dia mengatakan kinerja Anies bisa dibuktikan. Dia kemudian menyinggung penghargaan internasional yang diterima Anies.
“Kinerja Gubernur saat ini sangat baik ini terlihat kasat mata di lapangan dan dibenarkan dengan penghargaan-penghargaan internasional kelas dunia yang dianugerahkan pada beliau. Saya kira Gubernur kita ini sangat ideal untuk bisa menjadi pemimpin bangsa ke depan,” sebut dia.
Lembaga survei Median sebelumnya merilis elektabilitas terkait Pilgub DKI Jakarta. Selain itu, Median juga memaparkan hasil survei kepuasan terhadap kinerja Anies.
Survei dilakukan pada 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei adalah warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menjalankan protokol kesehatan. Margin of error survei ini +/- 4,9%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
“Ya, posisi saat ini Anies Baswedan masih teratas dalam beberapa skenario survei kami. Dalam skenario survei terbuka (Top of Mind) posisi Anies berada di urutan 1 di angka 40,5% disusul Risma 16,5% dan Ahok 8,5% dst. Sedangkan dalam skenario survei semiterbuka melibatkan 16 calon, 3 Besar adalah: Anies Baswedan 42,5 %, Tri Rismaharini 23,5% dan Sandiaga Uno 5,5,” kata peneliti Median, Ade Irfan, kepada wartawan, Senin (15/2).
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan kepada responden adalah: “Hingga saat ini apakah Anda sangat puas, puas, tidak puas, atau sangat tidak puas dengan kinerja Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini?”. Hasilnya, separuh lebih responden, menyatakan puas dengan kinerja Anies di DKI Jakarta.
Hasilnya:
1. Puas: 52,5%
2. Tidak puas: 32,5%
3. Tidak tahu/tidak jawab: 15,0%
Sumber: detikcom