foto: Khairuddin Safri
Teks: Hesty Ambarwati
Sudah menjadi langganan, setiap musim penghujan, Jakarta harus menerima musibah banjir dibanyak tempat. Kebon baru, tebet merupakan daerah terdampak banjir yang pasti terjadi, bahkan Jakarta tak hujan pun daerah tersebut bisa saja banjir, luapan sungai Ciliwung yang membawa air dari bogor merupakan penyebabnya.
Langganan pula Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kecamatan Tebet, membuka posko banjir untuk membantu warga dalam melalui musibah rutinan tersebut.
Ali bapak 2 orang anak, yang dengan kondisi ketidaksempurnaan fisik, merupakan salah satu relawan PKS yang selalu rutin turun membantu korban banjir di wilayah tersebut.
Merantau sejak tahun 1988 silam, hingga kini dengan menekuni pekerjaan seniman Jalanan dari bus ke bus Trayek Kampung Melayu – Blok M mampu menyekolahkan anaknya hingga ke bangku kuliah.
Perkenalannya dengan Partai Keadilan, saat dirinya membaca buku tentang PK yang terjajakan penjual di halaman masjid Al Azhar Kebayoran Baru. Mulai Saat itulah, bang Ali ikut dalam aktivitas PK dari pengajian rutinan, acara-acara bakso, dan perhelatan kampanye PK yang kini berganti nama menjadi PKS.
Kelembutan hatilah yang membawa ia senantiasa menjadi yang terdepan dalam kerja-kerja dakwah, dalam amal-amal yang mendekatkan ia pada cinta sang Pencipta. Walau dalam keterbatasan. Ah, “Keterbatasan” tampaknya hanya label yang “manusia biasa” sematkan pada mereka yang tertakdir menjalani hidup dengan fisik tak “sempurna”. Bang Ali justru malu melihat teman-temannya yang “tak sempurna” menjadi tontonan dan objek belas kasihan orang lain. Ia membuktikan bahwa manusia sama saja dalam peluang beramal nyata. Itulah yang memotivasi bang Ali untuk selalu ada dalam kerja-kerja sosial.
“Namanya panggilan jiwa, dimanapun itu ada kerja-kerja sosial, disitu ada saya. Saya ngga bisa kasih harta karena cuma pengamen. Tapi saya bisa kasih tenaga, maka saya kasih tenaga untuk kebaikan” Ungkapnya