Sebenar malam ini tidur lebih baik untukku. Meriang di sekujur tubuh. Alasan kuat untuk aku segera berkoalisi dengan kasur. Agar bisa pulas tertidur. Zzzzz…..zzzz….zz…z
Tapi rasa penasaran ini mengalahkan semua itu. Apa sebenarnya yang mereka cari? Pemilu masih jauh. Pilpres juga masih lama. Bahkan Pilkada baru saja usai. Ahh…apa yang mereka cari? Pertanyaan ini masih menggelayut di penghujung ramadan.
Mereka generasi bersumbu panjang. Mereka generasi yang mau menjadi pelayan bagi orang lain. Tak peduli apa agama dan sukunya. Semua dilayani.
Mereka bukan satu-satunya yang mendirikan posko mudik. Tapi sudah sejak 2006 posko mudik rutin tiap tahun diadakan. Tahun ini, 2017. 7500 kader tersebar diratusan posko mudik. Ribuan kader yang berkhidmat. Bukan hanya deretan orang tanpa makna. Ia barisan yang sigap dan militan berbakti pada negeri. Tak kenal henti.
Kerja politik sangat erat dikaitkan dengan momentum pilkada, pilpres dan pemilu. Tapi sekali lagi kusaksikan. Anak-anak muda ini menyebar di seluruh posko mudik seantero nusantara. Apa yang mereka cari?
Baktinya tak terpengaruh oleh hajatan demokrasi. Khidmatnya tak padam hanya karena jagonya kalah dalam pesta demokrasi. Arghhhh….apa yang mereka cari? Aku semakin tenggelam dalam pertanyaan ini.
Malam makin larut. Meski tanpa secangkir kopi. Coba terus mencari makna. Ikuti pelayanan-pelayan keadilan. Berjuang hingga garis akhir di ramadan ini.
Narasi Posko Mudik. Mengingatkan saya apa yang pernah disampaikan Rendra;
*_Kesadaran adalah matahari_*
*_Kesabaran adalah bumi_*
*_Keberanian menjadi cakrawala_*
*_Dan, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata_
Moga semakin istiqomah berjuang untuk rakyat. Terus berkhidmat PKS, rakyat selalu bersamamu.
Sahabatmu,
Bang Joy