(وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ * إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ ۖ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ……….
(QS. Surat Hud : 96 – 99)
Salah satu rahmat Allah ﷻ yang luar biasa adalah dengan selalu dihadirkanNya poros orang yang beriman ditengah poros golongan kufur yang eksis dan pongah ditengah perikehidupan masyarakat matrealis yang telah meninggalkan nilai-nilai ajaran Allah ﷻ dalam menapaki pijakan hidupnya.
Ayat 96 :
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎ ﻣُﻮﺳَﻰٰ ﺑِـَٔﺎﻳَٰﺘِﻨَﺎ ﻭَﺳُﻠْﻂَٰﻦٍ ﻣُّﺒِﻴﻦٍ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata.”
Fir’aun adalah tokoh legendaris yang telah diberikan kekuatan dan kekuasaan oleh Allah ﷻ sebagai penguasa dari kaumnya, namun ia telah kufur kepada Allah ﷻ
dan juga telah berbuat syirik.
Sebenarnya Fir’aun sudah merasakan runtuhnya poros kekufurannya sejak Musa ‘alaihissalam masih bayi. Yakni sangat rasa kekhawatiran semakin besar dan puncaknya adalah ia membuat kebijakan agar semua bayi laki yang lahir harus dibunuh. Namun makar Allah ﷻ ternyata lebih dahsyat.
Mari kita perhatikan betapa canggihnya rekayasa Allah ﷻ dengan menjadikan bayi yang dipelihara Fir’aun yang tumbuh besar didalam istananya, akhirnya justru yang meruntuhkan singgasananya dengan izin Allah. Demikianlah diantara contoh nasib akhir dari para pelaku kekufuran dan kemusyrikan.
Ayat dari Surat Hud diatas juga menggambarkan bahwa setiap masa yang berlangsung dalam suatu kehidupan manusia selalu ada 2 poros, yakni poros iman dan poros kebathilan (kekurufan).
Allah ﷻ memberi pilihan kepada manusia, apakah ia akan berada pada poros iman dengan segala alasan yang pasti akan membawa pada kemaslahatan bagi dirinya, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrowinya. Ataukah ia akan memilih poros kufur dan syirik dengan segala daya dukung yang selalu dihiasi oleh hal-hal yang terlihat menarik, padahal hanya sebatas fitnah (ujian) yang pasti akan berujung pada kecelakaan di dunia apalagi di akhirat kelak.
Bagi manusia yang tidak mau mengenal Allah ﷻ
dan juga tidak peduli atas keberadaanNya
sebagai Tuhan-nya, maka ia tidak akan pula memperhatikan urusan nasib dirinya kelak dihari akhirat. Hatinya lebih cenderung pada poros kufur dan syirik.
Hal ini terjadi dari awal sebab minimnya ilmu Agama yang dimiliki, sehingga imannya tidak terasah dan karenanya ia tak pandai memilih mana hal yang terbaik bagi dirinya.
Ketika kita ingat pesan Allah ﷻ dalam surat Hud diatas, maka ada beberapa pelajaran yang dapat kita renungkan dan kita jadikan bahan pertimbangan dalam memilih suatu poros hidup :
Pertama :
Bahwa kebijakan Fir’aun itu tidak ada yang mengandung makna bijak dan tidak pula ada kebaikan apapun didalamnya.
Jadi betapapun hebatnya seorang pemimpin jika ia tidak memiliki iman kepada Allah ﷻ maka kinerjanya hanya akan menghasilkan kebijakan yang tidak membawa kebaikan bagi umat manusia. Hal ini sebagaimana disebut dalam Ayat 97 surat Hud :
ﺇِﻟَﻰٰ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﻭَﻣَﻺَِﻳ۟ﻪِۦ ﻓَﭑﺗَّﺒَﻌُﻮٓا۟ ﺃَﻣْﺮَ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ۖ ﻭَﻣَﺎٓ ﺃَﻣْﺮُ ﻓِﺮْﻋَﻮْﻥَ ﺑِﺮَﺷِﻴﺪٍ
“Kepada Fir’aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikut kebijakan Firaun, padahal kebijakan Firaun tidak akan benar.”
Kedua :
Setiap rakyat yang telah berani berkhianat kepada Allah ﷻ dengan menjadikan manusia kafir sebagai pemimpinnya dan mempercayainya untuk mengurus negerinya juga mengatur urusan hidupnya, maka kepemimpinan ini akan berlangsung sampai di akhirat.
Hal ini sebagaimana yang terjadi antara Fir’aun dam rakyatnya. Kelak Fir’aun akan terus memimpin rakyatnya yang telah memilihnya hingga mereka memasuki neraka bersama Fir’aun (pemimpin yang telah dipilihnya).
Tentu itu adalah seburuk-buruknya tampat kehidupan akhir mereka.
Perhatikan firman Allah ﷻ ayat 98 masih terdapat di Surat Hud :
ﻳَﻘْﺪُﻡُ ﻗَﻮْﻣَﻪُۥ ﻳَﻮْﻡَ ٱﻟْﻘِﻴَٰﻤَﺔِ ﻓَﺄَﻭْﺭَﺩَﻫُﻢُ ٱﻟﻨَّﺎﺭَ ۖ ﻭَﺑِﺌْﺲَ ٱﻟْﻮِﺭْﺩُ ٱﻟْﻤَﻮْﺭُﻭﺩُ
“Ia berjalan di muka kaumnya di Hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi.”
Ketiga :
Fir’aun dan rakyatnya senantiasa dilaknat oleh Allah ﷻ sejak ia masih di dunia sampai hari kiamat.
Dan itulah seburuk-buruk
konsekwensi memiliki pemimpin kafir untuk rakyatnya. Demikian sebagaimana disebut pada ayat berikutnya, yakni ayat 99 masih pada Surat yang sama, QS. Hud :
ﻭَﺃُﺗْﺒِﻌُﻮا۟ ﻓِﻰ ﻫَٰﺬِﻩِۦ ﻟَﻌْﻨَﺔً ﻭَﻳَﻮْﻡَ ٱﻟْﻘِﻴَٰﻤَﺔِ ۚ ﺑِﺌْﺲَ ٱﻟﺮِّﻓْﺪُ ٱﻟْﻤَﺮْﻓُﻮﺩُ
“Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.”
Wahai kaum Muslimin yang dirahmati Allah ﷻ …
Sungguh, penjelasan di atas adalah informasi langsung dari langit yang sudah pasti benar dan tidak perlu ada keraguan di hati kita terhadapnya.
Tidakkah kita merasa takut, jika menghadirkan seorang pemimpin yang kufur dan syirik ?
Karena sama saja kita sedang merajut ancaman dan bencana besar yang akan ditimpakan dalam kehidupan kita baik secara pribadi dan juga pasti akan menimpa manusia yang lain.
Bahkan hukuman Allah ﷻ atas ketidak patuhan seseorang kepada Aturan Allah ﷻ dalam hal memilih seorang pemimpin
tidak saja hanya akan ditimpakan hukumannya di dunia akan tetapi di akhirat pasti akan lebih dasyat siksanya.
Na’udzubillahi mindzalik.
Semoga Allah ﷻ selalu
melindungi ikhwani kaum Muslimin, menjaga mereka semua dari berbagai ujian dan memberi hidayah hingga mereka selalu berpegang teguh pada Syari’at Agamanya.
وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ
Oleh:
Ust. Abdul Aziz Abdur Rouf Lc.