Jakarta (23/6) – Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi merespon sambutan dan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo pada Sidang Paripurna Istimewa dalam rangka HUT Kota Jakarta ke-489, Rabu 22 Juni 2016. Menurutnya, sangatlah tepat dan mengena dengan kondisi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI saat ini, yang terlihat membangun Jakarta, dengan ‘semau gue’. Demikian pandangan Suhaimi, karib disapa, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/6/2016).
Suhaimi melanjutkan, Mendagri mengingatkan agar sekecil apapun perubahan dimusyawarahkan antara eksekutif dan legislatif. Karena di setiap daerah ada forum Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) yang melibatkan kepolisian, kejaksaan, TNI dan yang lainnya, “Sehingga ada deteksi dini terhadap hal-hal yang berkembang di masyarakat,” terangnya.
Selama ini, masih menurut Politikus PKS dari daerah pemilihan Jakarta Timur ini, Pemprov DKI seperti ingin berjalan sendiri, tidak mau menengok ke unsur pemerintahan yang terdekat yaitu DPRD. Hampir tidak pernah terdengar Pemprov menkonsultasikan atau mensosialisasikan Peraturan Gubernur ke wakil rakyat, bahkan DPRD baru tahu setelah terjadi gejolak di masyarakat.
“Contoh terdekat soal aplikasi Qlue yang mendapat penolakan hampir semua RT dan RW se DKI,” ungkap Suhaimi.
Suhaimi menambahkan, kalau sekiranya pemprov DKI ‘Tidak Semau Gue’ mengelola masyarakat dan membangun DKI, bersungguh-sungguh membangun senergitas dengan DPRD tentu hasilnya akan jauh lebih baik, gejolak-gejolak di masyarakat dapat diminimalisir, tempemratur politik tidak meninggi, “Pembangunan dapat berjalan dengan baik dan APBD dapat dioptimalkan.” Imbuh anggota komisi Pembangunan DPRD DKI Jakarta ini.
Hal yg memprihatinkan juga pergantian pejabat dan SKPD di lingkungan Pemprov DKI yang terlalu cepat dan tidak beraturan, sehingga menimbukan ketidaknyamanan bekerja, penyerapan anggaran rendah dan masyarakat jadi korbanya. Semoga kedepan lebih baik, jangan membangun jakarta hanya dengan retorika tanpa fakta dan gaduh.
“Jangan sampai sambutan Gubernur DKI seolah begitu indah terbangun sinergitas antara eksekutif-legislatif, tapi di lapangan kosong, tanpa kenyataan,” tutup Suhaimi mengakhiri.