Memaknai Hari Ibu 2022
Peran Ganda Perempuan, antara Kodrat dan Hakikat
Al ummu madrasatul ula..
Ungkapan yang seringkali kita dengar, bahwa ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Tak peduli penat dan lelah, peluh membasahi keningnya, fitrah seorang ibu akan selalu berjuang untuk sang anak.
Ibu ialah perempuan, berasal dari kata ’empu’ yang berarti dihargai. Ia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Karena itu, banyak anggapan bahwa perempuan adalah pelengkap kehidupan. Meski secara biologis perempuan memiliki fisik yang tak lebih kuat dari pada laki-laki, bukan berarti ia lemah. Lemah secara kodrati tak melemahkan potensi diri menjadi pribadi berguna. Karena sangat mungkin, tulang rusuk berperan sebagai tulang punggung keluarga.
Sesuai kodratnya, perempuan memiliki peran utama sebagai istri dan ibu. Mereka tidak diwajibkan untuk mencari nafkah seperti laki-laki. Kondisi kekinian dan kedisinian kaum perempuan Indonesia, terutama pasca pandemi Covid-19 yang menggoyahkan perekonomian keluarga, masyarakat dan negara, menyebabkan tidak sedikit perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Hakikatnya, Khodijah ra yang diagungkan sebagai teladan istri dan ibu yang sempurna juga mampu berbisnis dengan sukses dan berkontribusi untuk masyarakat sekitarnya. Bahkan Aisyah ra yang begitu dicintai Rasulullah saw pun selalu berkontribusi untuk menjadi madrasah bagi kaumnya. Sebab sesungguhnya peran perempuan selalu dibutuhkan di dalam masyarakat.
Peran ibu saat ini mungkin tidaklah sama dengan sosok ibu zaman dulu. Selain mengelola rumah tangganya, banyak ibu berperan ganda, triple atau bahkan lebih terkait perannya dalam kehidupan. Namun, sesibuk apapun ia di tengah kehidupan yang semakin modern, seorang ibu tidak bisa terpisahkan perannya dalam mengasuh anak-anak dan memperhatikan perkembangan mereka. Peran ini hampir tidak tergantikan. Ini bukan berarti ayah tidak mempunyai porsi dalam program pengasuhan, namun porsi ini menjadi lekat dengan keberadaan sosok ibu. Karena ibu diberikan fitrah oleh Allah sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya. Tak sedetikpun waktu berlalu untuk tidak memikirkan anak-anaknya, meskipun anaknya sudah besar, dewasa dan bahkan berumah tangga.
Kehadiran Islam di bumi Makkah, telah memuliakan kaum perempuan di dunia ini. Perempuan menjadi pemeran utama dalam mencetak “tokoh-tokoh besar” dalam masyarakat sampai ada ungkapan: “Di balik setiap orang besar, ada seorang perempuan atau ibu yang mengasuh dan mendidiknya”. Dengan demikian, perbaikan suatu masyarakat atau negara bisa dilakukan di antaranya di rumah-rumah, dengan peran seorang perempuan sebagai pendidik bagi anaknya. Dari ibu yang cerdas, akan lahir anak yang cerdas pula. Tentu saja faktor genetik ini akan lebih optimal melalui pengasuhan ibu yang baik. Perempuan dalam hal ini, menyadari kodratnya dan juga hakikat penciptaannya dari Yang Maha Menciptakan.
———-Jakarta, 17 Desember 2022, Deputi Kajian BPKK DPW PKS DKI Jakarta———–