Oleh : DR. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, MA.
WAKIL KETUA MPR RI
الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر. الله أكبر.
الله أكبر كبيرا.. والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بركة وأصيلا…
اللَّهُ أَكْبَرُ مَا صامَ الصائمونَ، اللَّهُ أَكْبَرُ مَا قامَ للصلاةِ القائمونَ، اللَّهُ أَكْبَرُ مَا رتَّلَ القرآنَ الكريمَ المرتلونَ، اللَّهُ أَكْبَرُ مَا ذَكَرَ اللهَ تعالَى الذاكرونَ.
الحمد لله الذي خلق السماوات والأرض وجعل الظلمات والنور ، ثم الذين كفروا بربهم يعدلون .
الحمد لله الذي سخر الليل والنهار ، والشمس والقمر ، كل في فلك يسبحون .
الحمد لله الذي أنزل على عبده الكتاب ، ليحكم بين الناس فيما كانوا فيه يختلفون .
الحمد لله الذي جعل جنات الفردوس نزلاً يتنافس فيه المتنافسون .
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة تنفع العبد يوم لا ينفع مال ولا بنون .
وأشهد أن محمداً عبده ورسوله صاحب الحوض المورود والمقام المحمود واللواء المعقود والكرم والجود ، أول من تفتخ له أبواب الجنان ، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى اليوم الذي تنقطع فيه المنون .
أمّا بعد: فيا عباد الله أُوصيكم وإيّاي بتقوى الله وطاعته فقد فاز المتقون. ) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا( (سورة الأحزاب: الآية 71)
اللَّهُ أَكْبَر ُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ …
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah…
Hari ini telah berlalu hari-hari yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Bulan Ramadhan yang penuh dengan kebaikan telah pergi. Bulan di dalamnya kita persembahkan keunggulan-keunggulan kita; keunggulan ibadah, kunggulan akhlaq, keunggulan kerja dan berbagai keunggulan yang bisa kita hadirkan dalam bulan tersebut.
Sesungguhnya hari ini adalah hari yang besar, hari yang dijanjikan Allah SWT untuk menutup bulan Ramadhan yang mulia. Hari ditunaikannya balasan bagi orang-orang bertaqwa. Beruntunglah orang-orang yang beruntung dan merugilah orang-orang yang merugi. Berbahagialah yang telah memanfaatkannya sebaik mungkin dengan berbagai aktifitas kesholehan dan bersedihlah mereka yang bermalas-malasan dan tenggelam dalam kelalaian.
Sesungguhnya balasan dan hadiah dari Allah SWT hari ini, merupakan bagian dari balasan dan hadiah yang besar dan mulia di hari akhirat yang Allah khususkan bagi hamba-hambanya yang berpuasa.
عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – 🙁 قال الله : للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح ، وإذا لقي ربه فرح بصومه ) رواه البخاريومسلم
Dari Abi Hurairah ra. Berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Allah berfirman : bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan : bila dia berbuka dia bahagia, dan saat berjumpa dengan Tuhannya dia berbahagia dengan puasanya” HR. Bukhari dan Muslim.
Ibnu Rajab berkata, “adapun kebahagiaanya saat berjumpa dengan Tuhannya adalah ketika ia melihat pahala puasanya yang disimpan oleh Allah SWT”.
Mari sejenak kita bayangkan, bahwa kita adalah orang yang berpuasa itu dan sedang berdiri di hadapan Allah SWT di hari kiamat, lalu diserahkan pada kita buku catatan amal yang memuat seluruh amal, baik besar ataupun kecil. Di sana tercatat pahala sholat, puasa, zakat, sodaqoh dan amal baik lainnya. Namun yang mengkhawatrikan di sana juga ada catatan amal buruk, dosa dan kesalahan kita dan khawatir menghanguskan pahala kebaikan kita. Ternyata ada dua amal yang menyelamatkan dan memberi syafaat pada kita yaitu puasa dan Al Quran.
قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ( الصيام والقرآن يشفعان للعبد ، يقول الصيام رب إني منعته الطعام والشراب بالنهار فشفعني فيه ، ويقول القرآن رب منعته النوم بالليل فشفعني فيه ، فيشفعان ) رواه أحمد.
Rasulullah SAW bersabda, “ Puasa dan Al Quran memberikan syafaat pada seorang hamba. Puasa berkata : Wahai Tuhan, sesungguhnya aku menahannya dari makanan dan minuman pada siang hari, maka izinkan aku memberikan syafaat padanya. Dan Alquran berkata, Wahai Tuhan, aku menahannya dari tidur malam, maka izinkan aku memberikan syafaat dengannya. Lalu mereka berdua memberi syafaat”. HR. Ahmad.
Kemudian Allah SWT memberikan balasan yang lebih besar lagi yaitu pembebasan dari api neraka dan masuk ke dalam surga. Balasan yang sesuai dengan kebaikan yang telah dilakukan dan balasan yang layak bagi seorang hamba yang telah meraih gelar Taqwa ketika di dunia. Inilah balasan bagi hamba yang ketika di dunia dia dengar perintah Tuhannya dia laksanakan, dia dengar laranganNya dia tinggalkan, dia senantisa membaca kitabNya, mengikuti sunnah dan jalan NabiNya. Maka baginya adalah balasan yang besar, Surga, tempat kembalinya orang-orang yang bertaqwa. Sesuai dengan janji Allah SWT :
((جَنَّٰتِ عَدْنٍ ٱلَّتِى وَعَدَ ٱلرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُۥ بِٱلْغَيْبِ إِنَّهُۥ كَانَ وَعْدُهُۥ مَأْتِيًّا ، لَّا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا إِلَّا سَلَٰمًا وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا ، تِلْكَ ٱلْجَنَّةُ ٱلَّتِى نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَن كَانَ تَقِيًّا )) سورة مريم : 61-63
“yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa”. (QS. Maryam : 61-63)
اللَّهُ أَكْبَر ُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ …
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah…
Menjadi pribadi bertaqwa, artinya menjadi pribadi yang menghadirkan keunggulan, prestasi, karya, manfaat dan maslahat, yang semua itu tidak hanya bisa dirasakan oleh diri pribadi tetapi juga oleh manusia di sekitarnya, dirasakan manfaatnya oleh umat. Oleh karena Taqwa merupakan kualitas pribadi seorang manusia, maka sudah seharusnya juga menjadi kualitas pribadi seorang pemimpin. Ketika seorang pemimpin yang merupakan pemimpin yang bertaqwa, maka sudah selayaknya ia mampu menghadirkan sebuah kerja yang professional, ia mampu menghadirkan keunggulan, prestasi, karya, manfaat dan maslahat bagi rakyatnya, bangsanya dan negaranya. Karena sesungguhnya pemimpin yang bertaqwa merupakan berkah dari Allah SWT bagi suatu negeri.
(( وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُوا وَٱتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَاءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ )) سورة الأعراف : 96
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’raf : 96)
Salah satu keberkahan yang didapat dari negeri yang beriman dan bertaqwa adalah dengan hadirnya pemimpin yang bertaqwa di negeri tersebut. Dengan adanya pemimpin yang bertaqwa, yang bekerja secara professional dan bertanggung jawab, dari dirinyalah berkah yang melimpah itu akan hadir. Karena seluruh potensi jiwa, raga dan pikirannya adalah untuk memberikan maslahat dan mensejahterakan umat dan rakyatnya. Dengan taqwanya, segala potensi dan sumber daya yang diamanahkan padanya akan dimaksimalkan untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Dengan Taqwanya segala maksiat, mafsadat dan hal-hal yang membahayakan bangsa akan dihilangkan. Melalui pemimpin seperti inilah Allah SWT akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Karena dengan taqwanya, ia mampu mengelola Negara dengan baik.
اللَّهُ أَكْبَر ُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ …
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah…
Mari kita lihat kota Jakarta yang kita cintai ini. Ketika dulu Sunda Kelapa masih dikuasai oleh Portugis, rakyat Sunda Kelapa dijajah dan ditindas oleh penjajah Portugis. Hingga pada tahun 1527 M, Allah SWT menghadirkan seorang mujahid, pejuang, ulama, da’i, yang bernama Fatahillah atau Falatehan atau Sunan Gunung Jati, yang juga merupakan salah satu Wali Songo, untuk memimpin perjuangan membebaskan Sunda Kelapa. Hingga akhirnya Sunda Kelapa dapat dibebaskan dari Portugis pada tanggal 22 Juni 1527 M. bertepatan dengan 22 Ramadhan 933 H. Lalu kemudian Sunda Kelapa diubah oleh Fatahillah menjadi Jayakarta atau sekarang Jakarta, yang mengiyaratkan bahwa di Jakarta ketika itu sudah dikuasai oleh orang Indonesia, Jakarta dibersihkan dari kemaksiatan dan kerusakan yang dibawa oleh penjajah Portugis. Dan juga boleh jadi, menjadi isyarat bahwa Jakarta telah menjadi kota yang Islami, merujuk pada peristiwa Fathu Mekkah yang merupakan “Fathan Mubina” dalam sejarah Islam, sebuah pembebasan besar-besaran yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di Mekkah dan pembebasan besar-besaran juga dilakukan oleh Fatahillah di Jakarta. Selain itu, ini juga merupakan isyarat bahwa di Jakarta ketika itu telah diteguhkan agama Tauhid dan dihilangkan segala bentuk kesyirikan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika itu.
Inilah salah satu bentuk keberkahan yang Allah turunkan dari langit dan Allah buka di bumi, dengan hadirnya pemimpin yang bertaqwa kepada Allah SWT, maka hadir pula kemakmuran dan kesejahetraan di negeri tersebut.
اللَّهُ أَكْبَر ُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ …
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah…
Sebenarnya bagaimakah ciri pemimpin yang bertaqwa itu? Pemimpin yang bertaqwa haruslah memiliki sifat diantaranya :
- Amanah dan tidak berkhianat
(( يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَخُونُوا ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ )) سورة الأنفال : 27
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” QS. Al Anfal : 27
- Bertanggung jawab
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ، وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ، وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ) متفق عليه.
Dari Abdullah bin Umar ra. Dari Nabi SAW bersabda : “ Bukankah setiap kalian pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya, maka yang berkuasa di antara manusia adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, seorang lelaki pemimpin di keluarganya dan dia bertanggung jawab pada terhadap mereka, dan seorang perempuan pemimpin/diamanahkan menjaga rumah suaminya dan anaknya, dan dia bertanggung jawab atas mereka, dan seorang hamba (budak/pembantu) pemimpin/diamanahkan untuk menjaga harta tuannya dan dia bertanggung jawab padanya, maka bukankah setiap kalian adalah pemimpin/memegang amanah dan setiap kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya/diamanahkan padanya”. Muttafaqun ‘alaih.
- Berilmu dan berwawasan luas
(( قَالَ ٱجْعَلْنِى عَلَىٰ خَزَائِنِ ٱلْأَرْضِ إِنِّى حَفِيظٌ عَلِيمٌ )) سورة يوسف : 55
“Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”. QS. Yusuf : 55
قال النَّبيُّ صلى الله عليه وسلم: «إذا وُسِّدَ الأمر إلى غير أهله فانتظر الساعة» (رواه البخاري)
Nabi SAW bersabda : “Apabila sebuah urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah kiamat (kehancurannya)”. HR. Bukhari
- Jujur
(( قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ )) سورة القصص : 26
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. QS. Al Qashash : 26
- Benar
(( يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ وَكُونُوا مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ )) سورة التوبة : 119
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” QS. At Taubah : 119
- Adil
((إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُ بِٱلْعَدْلِ وَٱلْإِحْسَٰنِ وَإِيتَائِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَاءِ وَٱلْمُنكَرِ وَٱلْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)) سورة النحل : 90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” QS. An Nahl : 90
- Profesional
(( ٱلَّذِى أَحْسَنَ كُلَّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ وَبَدَأَ خَلْقَ ٱلْإِنسَٰنِ مِن طِينٍ )) سورة السجدة : 7
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” QS. As Sajdah 7
- Tegas
عن عائشة رضي الله عنها قالت : أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ، فَقَالُوا: مَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالُوا: وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ، حِبُّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللهِ؟» ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ، فَقَالَ : (( أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ، وَايْمُ اللهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا )) رواه البخاري ومسلم
“Sesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) wanita dari bani Makhzumiyyah yang (kedapatan) mencuri. Mereka berkata, ‘Siapa yang bisa melobi rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?’ Mereka pun menjawab, ‘Tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Maka Usamah pun berkata (melobi) rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk meringankan atau membebaskan si wanita tersebut dari hukuman potong tangan). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, ‘Apakah Engkau memberi syafa’at (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdiri dan berkhutbah, ‘Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya’” (HR. Bukhari Muslim)
- Lembut, penyayang dan tidak mempersulit urusan
عن عائشة رضي الله عنها قالت سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ فِى بَيْتِى هَذَا « اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ ». – رواه مسلم
Dari Aisyah r.a berkata : Aku mendengar Rasulullah s.a.w berdoa di rumahku ini : “Ya Allah, barang siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku lalu dia mempersulitkan urusan mereka maka persulitkanlah pula dia, dan barang siapa yang menjabat suatu jabatan lalu dia berusaha menolong mereka maka tolonglah dia”. (HR.Muslim)
- Tidak berdusta
(( وَيْلٌ لِّكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ )) سورة الجاثية : 7
“Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa” QS. Al Jatsiyah : 7
عن أبي يعلى معقل بن يسار -رضي الله تعالى عنه- قال : سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول : (ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة) متفق عليه.
Dari Abi Ya’la Ma’qal bin Yasaar ra. Berkata : aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah seorang hamba yang dipercayai Allah kepadanya memimpin rakyatnya kemudian dia mati sedangkan pada hari kematiannya dia menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan Syurga kepadanya”. (Muttafaqun ‘Alaih)
- Tidak melampaui batas
(( وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ ٱلْمُسْرِفِينَ )) سورة الشعراء : 151
“Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas”. QS. Asy Syu’ara : 151
- Tidak egois dan mementingkan diri sendiri
عَنْ عَبْدِاللَّهِ بنِ مَسْعُودٍرضي الله عنه قَالَ : قالَ رسُولُ اللَّه ﷺ : “ إنَّهَا ستَكُونُ بَعْدِي أَثَرَةٌ وأُمُورٌ تُنْكِرُونَهَا، قَالُوا: يَا رسُولَ اللَّهِ، كَيفَ تَأْمُرُ مَنْ أَدْرَكَ مِنَّا ذلكَ؟ قَالَ: )) تُؤَدُّونَ الحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ، وتَسْأَلُونَ اللَّهَ الذي لَكُمْ (( متفقٌ عليه.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata : Bersabda Rasulullah SAW : ” “Sepeninggalanku nanti akan ada pemimpin-pemimpin yang mementingkan diri sendiri dan bertindak dengan tindakkan yang tidak kalian sukai”. Mereka (sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang kau perintahkan bagi yang mengalaminya di antara kami?” Rasul bersabda : “Kalian tunaikan hak orang yang ada pada kalian dan kalian minta hak kalian pada Allah.” (Muttafaqun ‘Alaih)
- Tidak korupsi dan menggelapkan harta negara
عن النبي صلى الله عليه وسلم من حديث عبد الله بن عمرو ، رضي الله عنهما ، أنه قال : « لعنة الله على الراشي والمرتشي » وقد رواه أحمد ، وأبو داود ، والترمذي ، وابن ماجه .
Dari Nabi SAW dari hadits Abdullah bin Amru ra. Bahwasanya dia (Nabi) bersabda : “Allah melaknat pemberi rasuah dan penerima rasuah”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah).
عن ثوبان رضي الله عنه ، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « لعن الله الراشي والمرتشي والرائش الذي يمشي بينهما » رواه أحمدوغيره.
Dari Tsauban ra. Bahwasanya Nabi SAW bersabda : “Allah melaknat pemberi rasuah dan penerima rasuah dan yang berjalan di antara keduanya (menjadi perantara)”. (HR. Ahmad dan lainnya).
عَنْ عَدِيِّ بْنِ عَمِيرَةَ الْكِنْدِيِّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ))مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ، فَكَتَمَنَا مِخْيَطًا، فَمَا فَوْقَهُ كَانَ غُلُولًا يَأْتِي بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ((رواه مسلم
“Barangsiapa yang kami angkat di antara kalian memangku suatu jabatan lalu disembunyikannya terhadap kami sebuah jarum atau yang lebih kecil daripada itu, maka perbuatannya itu adalah penggelapan. Dia akan datang pada hari kiamat membawa barang yang digelapkannya itu”.(HR.Muslim)
- Memakmurkan rakyat dan Negara
أنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ زِيَادٍ ، عَادَ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ فِي مَرَضِهِ فَقَالَ لَهُ مَعْقِلٌ : إِنِّي مُحَدِّثُكَ بِحَدِيثٍ لَوْلا أَنِّي فِي الْمَوْتِ لَمْ أُحَدِّثْكَ بِهِ ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ” مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِي أَمْرَ الْمُسْلِمِينَ ، ثُمَّ لا يَجْهَدُ لَهُمْ وَلا يَنْصَحُ ، لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الْجَنَّةَ ” .رواه مسلم
Bahwasanya Ubaidillah bin Ziyad menjenguk Ma’qil bin Yasaar di saat sakitnya, Ma’qil berkata padanya, ”aku sampaikan padamu sebuah hadits, seandainya bukan karena aku akan wafat, tidak aku sampaikan hadits itu. Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun pemimpin yang menguasai atau memerintah kaum Muslimin, tetapi dia tidak berjuang dengan sungguh-sungguh dan tidak memberikan pengarahan untuk kemakmuran(kecukupan/keperluan) mereka, niscaya ia tidak akan masuk surga bersama mereka”.(HR.Muslim)
- Tidak memproduksi/menyebar berita hoax
(( يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ )) سورة الحجرات : 6
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat : 6)
اللَّهُ أَكْبَر ُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّه الْحَمْدُ …
Jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah…
Itulah beberapa sifat atau ciri yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin. Bulan Ramadhan yang telah berlalu seharusnya menjadi sebuah momentum seorang pemimpin dan calon pemimpin mengevaluasi diri, sudah adakah sifat-sifat tersebut dalam dirinya. Karena Ramadhan melahirkan pribadi yang bertaqwa, maka ia juga melahirkan pemimpin yang bertaqwa. Sifat dan ciri yang disebutkan di atas merupakan ciri minimum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena bila kita ingin melihat seperti apakah seharusnya pemimpin itu, maka kita harus melihat pada pribadi RasuluLlah ShallaLlahu ‘Alaihi wa Sallam, Khulafaurrasyidin, Umar bin Abdul Aziz, Shalahuddin Al Ayyubi, Muhammad Al Fatih, Saifuddin Quttuz dan banyak tokoh pemimpin muslim lainnya yang nama mereka telah ditulis dengan tinta emas sejarah.
Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita pemimpin yang bertaqwa, yang dibawah kepemimpinanya kita bisa tenang beribadah kepada Allah SWT karena ia mampu menghadirkan berkah yang melimpah dari langit dan bumi. Akhirnya, marilah kita tundukkan kepala dan tengadahkan tangan kita meminta dan memohon kepada Allah SWT agar seluruh hajat kita dipenuhi olehNya.
بارك الله لكم في عيدكم ومكن لكم دينكم الذي ارتضاه لكم.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
اللهم أعز الإسلام والمسلمين، واحمِ حوزة الدين، وانصر عبادك المجاهدين في سائر بلا المسلمين.
اللهم آمنا في أوطاننا وأصلح ولاة أمورنا ووفقهم لما فيه خير البلاد والعباد.
اللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.
اللهم ولّي علينا من يخافك ويرحمناز
ربنا نسألك أن تبارك لنا في عيدنا وتتقبل طاعاتنا، وأن تعيننا على دوام طاعتك، وأن تتقبل ذلك منا إنك جواد كريم.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
اللهم صل وسلم وبارك على عبدك ورسولك محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والحمد لله رب العالمين.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
*Disampaikan di Lapangan Jl. Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jum’at (15/6/2018), oleh Yayasan Masjid Nurul Al-Huda.