Kapan KEBATIHILAN akan tumbang ?

by Humas PKS Jakarta

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allah ﷻ berfirman :

ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ
وَقُلْ جَآءَ الْحَـقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ؕ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.
(QS. Al-Isra’: Ayat 81)

Ayat di atas merupakan jaminan bahwa al haq (kebenaran mutlak) itu pasti akan datang. Sedangkan kebathilan pasti musnah.

Bahkan kebathilan itu ciri khasnya fana, pasti akan hancur.

Kapan hal ini terjadi ?

Kebathilan itu akan hancur jika al Haq telah menyatu pada setiap ptibadi diri kita idan pada diri Umat Islam.”

Alquran menyebut Al Haq dalam 2 makna :

1. Al Haq yang berarti Allah. Seperti firmanNya :

فَذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمُ الْحَـقُّ ۚ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَـقِّ اِلَّا الضَّلٰلُ ۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ

Maka itulah Allah, Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?
(QS. Yunus: Ayat 32)

2. Akhaq berarti Syari’at Islam.

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
(QS. Al Baqarah : 147)

Jadi jika Allah ﷻ dan ajaran Islam selalu menyatu dalam pribadi mukmin dan ummat, maka saat itulah al Haq datang dan eksis, dan pada saat itu pula terjadi sebaliknya, yakni kebathilan akan musnah.

Kesimpulannya,

Mendambakan musnahnya kebathilan pada hakikatnya merupakan kerja keras yang harus diwujudkan dengan memproses diri menjadi manusia yang selalu dekat dengan Allah ﷻ dan tegaknya Syari’at dalam kehidupan Muslimin baik pribadi maupun dalam bermasyarakat.

Atau dalam ungkapan yang lain yang sifatnya dimensi personal adalah …

Jika seseorang selalu mampu memenangkan pertarungan antara dirinya dengan hal-hal yang menjauhkan dirinya dari Allah ﷻ dan Syari’atNya. Maka saat itulah Allah ﷻ akan memusnahkan kebathilan.

Mari kita perhatikan 3 ayat sebelumnya, yakni ayat
Ayat 78. Perintah agar menegakkan sholat 5 waktu. Khususnya sholat subuh.

اَقِمِ الصَّلٰوةَ لِدُلُوْكِ الشَّمْسِ اِلٰى غَسَقِ الَّيْلِ وَقُرْاٰنَ الْـفَجْرِ ؕ اِنَّ قُرْاٰنَ الْـفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا

Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula salat) subuh. Sungguh, salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).
(QS. Al-Isra’: Ayat 78)

Kemudian ayat selanjutnya adalah Perintah Qiamul Lail,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَ ۖ ۙ عَسٰۤى اَنْ يَّبْعَـثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا

Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.
(QS. Al-Isra’: Ayat 79)

Pada ayat selanjutnya Allah ﷻ memerintahkan kita untuk berdoa agar selalu mendapat pertolongan dan mendapat kekuasaan :

وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّ اَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا

Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).
(QS. Al-Isra’: Ayat 80).

Adapun pada ayat setelahnya yakni ayat 82. Allah ﷻ memerintahkan kita untuk berinteraksi dengan Al Qur’an :

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al Isra’ : 82).
Demikianlah Allah ﷻ telah mengajarkan bagaimana hakekat perjuangan dalam ketaatan yang harus kita bangun dalam diri kita jika ingin kebathilan menjadi lemah dan musnah. Biidhznillah.
وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ

📝 : Ustadz Abdul Aziz Abdur Ra’uf, Lc
حفظه الله تعالى

Related Posts