Jakarta (22/5) – Susahnya mendapatkan air bersih sudah lama dirasakan masyarakat DKI Jakarta. hingga saat ini ketersediaan air bersih baru dapat memenuhi sekitar 57% dari kebutuhan penduduk Jakarta. Padahal air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, karena salah satu alat ukur warga dapat hidup layak, ketika mudah mendapatkan air bersih. Demikian disampaikan Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangiKesejahteraan Tubagus Arif, Jum’at (22/5), di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Selain itu, Tubagus melanjutkan, kualitas air yang dihasilkan pun masih jauh dari harapan. “PDAM itu kan Perusahaan Daerah Air Minum, artinya air yang dihasilkan harus layak untuk diminum, tapi sampai saat ini airnya masih belum dapat diminum langsung,” ujar politisi PKS dari daerah pemilihan Jakarta Utara III.
Tarif air bersih di Jakarta termasuk tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN, padahal kualitasnya tidak sesuai dengan harganya. Sebagai perbandingan, tarif air bersih yang siap minum diSingapura per meter kubik hanya seharga Rp 3.000,-sedangkan di Jakarta tarif air bersih per meter kubik mencapai Rp 7.000,- padahal kualitas airnya masih jauh dari layak minum.
Pemprov DKI, masih menurut Tubagus, belum serius mengelola air bersih untuk masyarakat, pasalnya masih ada wilayah di DKI Jakarta yang belum mendapatkan akses air bersih. “Wilayah kapuk muara sampai sekarang masih sulit mendapatkan air bersih padahal di sisi yang lain sibuk melakukan reklamasi,” ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta.
DPRD berencana akan mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan akuisisi pengelolaan air bersih di Jakarta, karenanya merupakan kepentingan bagi seluruhwarga Jakarta. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga diharapkan serius dalam mengelola permasalahan air bersih ini, “Pemprov DKI harus buktikan dong, jangan hanya pencitraan saja,” demikian Tubagus.
1 comment
[…] post Jakarta Krisis Air Bersih, Dewan Minta Pemprov DKI Serius Kelola Air Bersih appeared first on DPW PKS DKI […]
Comments are closed.