Jakarta – Sebagai Partai Islam yang juga salah satu Partai Politik di Republik Indonesia ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) punya kewajiban untuk mengestafetkan nilai perjuangan, salah satunya mengadakan Lomba Baca Teks Proklamasi Mirip Bung Karno yang saat ini sudah season VI di tahun 2023 yang diadakan ditingkat wilayah atau provinsi terlebih dahulu oleh Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta dan DPTW PKS DKI Jakarta, yang finalisnya akan disampaikan pada babak selanjutnya di tingkat pusat oleh Fraksi PKS DPR RI.
Hal ini disampaikan Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik Zoelkifli (MTZ) saat memberikan sambutan pada acara Babak Final tingkat Provinsi DKI Jakarta yang berlangsung secara online dan disiarkan langsung melalui kanal youtube PKSTV Jakarta, Rabu (16/8/2023).
“Acara ini untuk menumbuhkan kembali hakikat bernegara, berbangsa dan kemerdekaan,” ujar pria yang juga Sekretaris Majelis Pertimbangan Wilayah PKS DKI Jakarta.
“Soekarno dulu mengatakan Jas Merah atau Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, maka itulah yang memang harus kita lakukan dalam rangka menjaga kemerdekaan dan mengisinya dengan hal-hal yang baik dan diridhoi Allah SWT,” sambungnya lagi.
Politisi senior PKS yang karib disapa MTZ ini pun melanjutkan, perlombaan baca teks proklamasi bukan sekedar meniru dengan tepat apa yang dibacakan Bung Karno, tapi sebenarnya adalah, lebih jauh bagimana kita mengingat dan menyelami hakikat dari kemerdekaan yang diproklamasikan.
Sudah 78 tahun Indonesia merdeka dan saksi-saksi sejarah yang masih hidup tentu sudah sangat sedikit dan mungkin sudah habis, sehingga kemudian nilai-nilai kemerdekaan banyak yang sudah dilupakan.
“Semua peserta usianya sekitar 17-30 tahun, tidak mengalami masa-masa perjuangan kemerdekaan, bahkan orangtuanya pun demikian, tetapi nilai-nilai proklamasi harus tetap menyala di hati sanubari dan tingkah laku generasi kita,” jelas MTZ.
“Dengan cara mengikuti lomba inilah, kemudian peserta menyelami sejarah dari buku dan literatur lainnya, sehingga dapat menghilhami perjuangan mengisi kemerdekaan dikalangan milenial dengan caranya masing-masing,” tambahnya lagi.
Sementara itu, MTZ melihat adanya keprihatinan, ia bercerita di DPR misalnya, beberapa waktu yang lalu ada nama-nama ulama di buku sejarah di sekolah-sekolah menjadi hilang.
“Ini yang harus diperjuangkan PKS, selain mengestafetkan nilai tersebut kepada generasi muda, juga dalam parlemen kita harus berupaya supaya nilai tersebut masuk ke dalam pendidikan kita lagi,” ujarnya.
MTZ berharap, selain berusaha untuk menyelami bagaimana cara melafalkan naskah proklamasi tapi yang kita juga harapkan terus belajar dan mempelajari sejarah bangsa kita yang kemudian bisa merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam kontribusinya berjuang di zaman ini.
Jika Bung Karno mengatakan, Ku Wariskan Negara ini Kepada Generasi Muda, maka bangsa dan negara ini harus dikelola generasi selanjutnya harus diperjuangkan eksistensi dan kemajuannya.
“Tentu saja dengan tujuan sebagai orang beragama adalah bagaimana Allah SWT memang mewarisi bumi ini untuk dikelola dan dimakmurkan bagi umat manusia,” kata MTZ. “Mudahan itu semua sampai semangatnya kepada adik-adik sekalian dan tetap semangat, tidak ada yang kalah dan menang disini, semuanya menang, karena semuanya sudah bisa belajar tentang kemerdekaan walau tidak secara langsung,” tutup MTZ.