Jakarta – Kasus penganiayaan yang dilakukan seorang anggota Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) terhadap teman wanitanya menjadi sorotan publik. Gubernur Anies pun langsung mengambill tindakan dengan meminta agar oknum PPSU tersebut dipecat akibat prilakunya yang melakukan tindakan melawan hukum. Apalagi tindakan tersebut dilakukan terhadap perempuan. Sehingga meskipun korban tidak membuat pengaduan, namun tindakan pemecatan tetap dilakukan.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Israyani meminta agar Pemprov DKI memberikan perhatian khusus kepada pegawai PPSU yang jumlahnya 20.190 orang dan Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) 74.702 orang terkait dengan kejadian ini, dengan tidak hanya memberikan tindakan tegas berupa pemecatan kepada oknum tersebut.
“Agar ada pembinaan khususnya pada aspek mental dan spiritual bagi PPSU dan PJLP juga meningkatkan kesejahteraannya,” kata Israyani yang bertugas di Komisi A DPRD DKI yang membidangi pemerintahan, Kamis (11/8/2022).
Untuk mengimbangi beban dan mengurangi tekanan ini, selain masalah kesejahteraan yang perlu ditingkatkan, Israyani meminta agar para pekerja PPSU ini diberikan pembinaan khususnya mental dan spiritual. Apalagi kasus-kasus seperti ini mungkin bukan hanya 1-2 kasus tapi ada juga beberapa yang belum terungkap.
“Belum lagi akibat beban biaya hidup yang besar membuat cukup banyak pekerja PPSU yang terjerat pinjaman online,” ujarnya prihatin.
Menurutnya, dengan penghasilan yang tidak besar dan beban pekerjaan cukup berat dan kebutuhan hidup juga tinggi, pegawai PPSU dan PJLP ini seringkali menghadapi tekanan hidup yang juga berat, “Tidak jarang mereka juga mendapat perlakuan yang kurang manusiawi,” sambungnya.
Masih menurut Israyani, pembinaan mental dan spiritual ini sangat penting untuk penguatan rohani dan kesehatan mental para PPSU dan PJLP dalam menjalankan tugasnya dan menjalani kehidupan, sehinga tidak terjerumus pada perilaku yang salah.
Bagaimanapun para pegawai tersebut juga manusia yang memerlukan pembinaan dan sentuhan hati agar mereka merasa dihargai sebagai manusia dan pekerja, “Tidak hanya diperintah mengerjakan tugasnya dan diminta bantuan ini dan itu,” katanya lagi.
Dalam pelaksanaan pembinaan mental dan spiritual ini, Israyani menyarankan kepada Pemprov DKI bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga termasuk Masjid, Majelis Ta’lim dan sejenisnya. Pembinaan mental dan spiritual ini juga diharapkan akan meningkatkan kinerja dan produktivitasnya dengan membuat mereka lebih bahagia.
Israyani menambahkan, Pemda jangan ragu memberikan alokasi anggaran untuk pembinaan mental dan spiritual bagi para PPSU dan PJLP ini. Tidak perlu dengan kegiatan yang memerlukan biaya besar dan di luar kota. Cukup dengan kegiatan pembinaan rohani di lingkungan kerja mereka, motivasi pagi dan penyediaan konseling atau psikolog bagi PPSU dan PJLP yang ingin berkonsultasi masalah pribadinya. “Inipun bisa memanfaatkan layanan yang sudah ada di unit kerja lain,” tandasnya.
Sumber: beritajakarta.id