Jakarta – Komisi B DPRD DKI Jakarta melakukan Rapat Kerja (Raker) dengan salah satu mitra kerja yakni PT. MRT Jakarta, salah satu BUMD milik Pemprov DKI Jakarta yang menangani pembangunan dan pengelolaan moda transportasi Mass Rapid Transportation (MRT), Rabu (7/4/2021) di Komplek Parlemen Kebon Sirih, Menteng, Jakarta.
Rapat kerja ini mengevaluasi proses pembangunan MRT fase 2 yakni dari Bundaran HI hingga Ancol Barat. Pada kesempatan tersebut, anggota Komisi B dari Fraksi PKS, Ismail, mempertanyakan kejelasan penetapan letak depo MRT di Ancol Barat yang notabene lahan HGB PT. Asahimas.
“Proses akuisisi lahan Ancol Barat harus clear and clean, agar tidak terulang masalah akuisisi lahan seperti yang dialami oleh Sarana Jaya,” kata Ismail.
Selain itu, Ismail juga mempertanyakan tentang konsep integrasi antara MRT dengan moda transportasi lainnya terutama di rute yang dilalui fase 2 MRT. Menurutnya, integrasi antar moda transportasi lainnya menjadi hal yang krusial karena akan mempengaruhi kenyamanan pengguna.
“Karena di samping mempengaruhi faktor kenyamanan para pengguna, konsep integrasi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu dan biaya transportasi,” tambah Ismail.
Sementara itu, ditempat yang sama, Direktur Utama PT. MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan bahwa fase 2 ini terbagi menjadi dua, yaitu fase 2A HI-Kota sepanjang 6,3 km dan fase 2B Kota-Ancol Barat sepanjang 6 km. Dan saat ini progress fisik di fase 2A sudah berjalan sebesar 12,58%.
Kemudian, masih menurut William, penetapan Ancol Barat sebagai depo MRT karena struktur tanahnya solid disebabkan reklamasinya sudah lebih dari 40 tahun. Di samping itu juga karena di lahan tersebut memungkinkan diterapkan konsep Transit Oriented Development (TOD).
“Kami sangat terbuka soal ini, lokasi depo itu sudah diputuskan, dan hari ini kita bicara bagaimana melakukan pembebasan kawasan Ancol Barat ini dengan proses administrasi legal formal yang benar,” ujar Wiliam.
Terkait konsep integrasi, Dirut MRT menjelaskan bahwa MRT fase 2 ini akan terintegrasi dengan moda Transjakarta di sepanjang fase tersebut.
“Terkait pola integrasi, seluruh stasiun MRT ke utara akan terintegrasi sempurna dengan halte transjakarta, selain itu juga akan dilakukan integrasi dengan KRL dan LRT,” ujar Wiliam.
Proses pembangunan fase 2 MRT Jakarta telah dimulai pada tahun 2020, proyek ini melanjutkan pembangunan fase 1 MRT yang telah selesai terlebih dahulu pada tahun 2019 silam. Hadir pula pada rapat kerja tersebut Kepala Dinas Perhubungan dan perwakilan dari PT. Transjakarta.