“Sudah pukul 04.32 pagi, Alhamdulillah dapat juga formulir C1″
Bunyi pesan whatsapp dari akhwat adik tingkatku yang bertugas sebagai saksi di salah satu desa d kabupaten Panajam Paser Utara.
Semalam saya sendiri baru kembali ke rumah pukul 3 pagi setelah merampungkan perhitungan dan pengisian form C1 di 2 TPS yang penuh dengan kepulan asap rokok. Ada seorang ummahat di Papua Barat, yang sampai pukul 04.00 pagi juga masih berjibaku mengamankan suara.
Ada rasa haru yang menusuk dalam sanubari, kami ini sudah di serang habis-habisan sepanjang tahun, diprediksi tidak lolos PT oleh seluruh lembaga survey (gile aje ada yg bilang PKS hanya akan dapat 2,2%), difitnah ini itu (Caleg hamilin anak SMP lah, menganiaya guru ngaji lah, keji banget fitnahnya!), kadang lagi asik-asik jalan tiba-tiba ada yang neriakin “SAPI!” (ini saya aja apa gimana yes? Wkwkwk).
Ditengah-tengah kondisi seperti itu, kami masih sangat optimis dengan target 3 besar. Pun saat hasil perhitungan cepat menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan hati, para kader masih sangat bersemangat mengamankan perolehan suara.
Duhai, kalau bukan karena iman..kira-kira apa yang membuat kader-kader akhwat rela bertahan di TPS hingga pukul 4 pagi tanpa dibayar? Atau para ikhwan yang bergerilya sepanjang waktu tanpa istirahat ditengah-tengah basis massa lawan tak kenal gentar? Apa kiranya yang membuat pagi ini kami masih bisa tersenyum sumringah, tawakkal pada hasil yang telah ditetapkan Allah?
Secara fisik, mungkin kami sedikit lelah, iya..sedikit. Tapi seperti peristiwa setelah perang uhud, pasukan muslimin langsung mendapat perintah untuk menggempur hamra al as’ad saat mereka bahkan belum sempat istirahat. Jadi jika masih ada medan tempur lagi setelah ini, kami lebih dari sekedar siap untuk bertarung mati-matian.
Ingat, kami adalah petarung..silahkan hajar habis-habisan, tapi selama kami masih bernafas, menyerah tak pernah ada dalam pilihan.
KOBARKAN SEMANGAT INDONESIA!
(hms-3/http://pkskaltim.org)