PKS JAKARTA – Sabtu (15/2) rupanya menjadi saat penting bagi kader PKS se-Jakarta. Menyikapi bencana yang tidak kunjung henti menyapa juga dalam rangka menyongsong perhelatan demokrasi yang tinggal menghitung hari. DPW PKS DKI Jakarta kembali menggelar Apel Siaga sebagaimana telah dilakukan 25 Januari lalu di Lapangan Banteng. Bedanya, kali ini Apel Siaga diselenggarakan secara terpisah tiap DPD di 5 wilayah Ibukota.
Apel Siaga DPD PKS Jakarta Timur mengambil tempat di halaman Gelanggang Olah Raga Ciracas. Apel yang dihadiri tidak kurang dari 50.000 kader PKS se-Jakarta Timur tersebut berlangsung lancar sejak pukul 13.00 hingga pukul 15.30 wib. Selain Pak Dite Abimanyu selaku Ketua DPD PKS Jakarta Timur yang juga bertindak sebagai inspektur upacara, hadir pula pada kesempatan ini para pimpinan daerah PKS Jakarta Timur, para Calon Anggota Dewan dan juga Ketua MPW PKS DKI Jakarta, Triwisaksana atau yang akrab disapa Bang Sani.
Bang Sani dalam sesi orasi penutupnya berhasil membakar semangat kader dan relawan PKS dengan mengutarakan 3 kemenangan sebelum kemenangan. Bang Sani memulai orasinya dengan mengutip perkataan Presiden PKS Anis Matta, bahwasanya PKS telah berhasil keluar dari masa-masa kritis dan kini dunia telah melihat betapa tangguhnya Kader PKS dalam menghadapi rintangan.
Bang Sani berpesan, bahwa kader PKS harus senantiasa ada dalam hati dan pikirannya kata “menang sebelum menang” bukan “kalah sebelum bertanding”. Bang Sani mengungkapkan kader PKS harus belajar dari siroh Rosululloh SAW dan para Sahabat dalam mencari jalan keluar dari persoalan sulit, untuk itu ada 3 kemenangan yang mesti diraih oleh kader sebelum menjemput kemenangan di pemilu 2014.
Yang pertama, kemenangan atas keragu-raguan. Sebagaimana ketika parang Badar para sahabat dilingkupi rasa ragu akan kemenangan melihat banyaknya musuh yang akan dihadapi. Namun Rosululloh SAW kemudian berhasil membakar semangat juang para sahabat hingga para sahabat berkata “andai Engkau Muhammad meminta Kami menyeberangi lautan bersamamu, pasti akan Kami lakukan”. Begitulah mestinya kader PKS berani dan tidak ragu berjuang bersama-sama pemimpinnya meski harus menyeberangi lautan sekalipun.
Kedua, kemenangan soliditas. Soliditas membuat PKS tidak dapat dipecah belah oleh isu apapun. Sebagaimana peristiwa Bai’atur Ridwan, Saat Rosululloh SAW mengambil bai’at setia para sahabat tatkala tersiar kabar Utsman bin Affan RA dibunuh oleh kafir quraisy. Alih-alih ketakutan dan terpecah belah, justru komitmen para sahabat semakin kuat untuk melindungi dan berjuang bersama Rosul SAW.
Yang ketiga, kader PKS harus belajar pada peristiwa perang Mu’tah ketika Khalid Bin Walid diangkat sebagai panglima perang disaat perang dalam kondisi kritis. Rosululloh membangkitkan semangat juang pasukannya dengan mengatakan “Sekarang kita telah dipimpin oleh pedang Allah” . Inilah kemenangan opini yang berhasil dibangun oleh Rosululloh SAW yang terbukti mampu menggetarkan mental pasukan romawi. Dan saat ini PKS tengah mengalami kemenangan opini ditengah masyarakat sebagai harapan baru bagi Indonesia.
3 kemenangan ini lah yang mesti dimiliki oleh kader PKS. Sebagaimana Bung Karno mengumpulkan rakyatnya di Lapangan Ikada untuk menyatakan komitmennya mempertahankan Republik Indonesia yang belum lama di proklamasikan meski dadanya harus dirobek-robek. Sebagaimana Bung Tomo ketika mengorbankan perlawanan arek-arek Suroboyo pada peristiwa 10 November dengan pekik Takbir. Sebagaimana Muhammad Alfatih yang bertekad kuat memenangkan Konstantinopel, kader PKS pun harus bertekad kuat memenangkan Jakarta dan memenangkan Indonesia pada pemilu mendatang. (ss/pks-lubangbuaya.org)