PKS menyoroti kembali pecahnya tawuran di Bassura, Jakarta Timur. PKS menilai tawuran tak bisa ditangani jika latar belakangnya tak dibereskan.
“Apabila kita melihat fenomena sosial di masyarakat yang negatif, sudah seharusnya aparat melihat latar belakang kejadian itu, bukan sekadar mencari solusi. Kalau solusi, bikin MoU, bikin kesepakatan damai, itu nggak ada berperan apa-apa kalau sumber atau latar belakangnya tak dibereskan,” kata Anggota DPRD DKI Jakarta dari F-PKS, Abdul Aziz kepada wartawan, Sabtu (29/6/2024).
Aziz berpandangan latar belakang warga melakukan tawuran karena motif ekonomi, yakni tak memiliki pekerjaan. Menurutnya, masyarakat yang terhimpit masalah ekonomi bisa saja menyalurkan rasa frustasinya ke aksi tawuran.
“Orang-orang cenderung tawuran karena mereka nggak punya kegiatan, mereka nggak bisa kerja, mereka frustasi dengan keadaan itu, tak bisa mencari uang, kehidupan pas-pasan, akhirnya mereka stress. Ketemu teman-teman yang punya hal sama akhirnya disalurkan dalam bentuk miras, sehingga kehilangan pola pikir dan akhirnya terjadinya tawuran,” jelasnya.
Oleh karena itu, Aziz menekankan bahwa yang diperlukan saat ini ialah menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Sekretaris DPW PKS Jakarta itu meyakini, apabila warga diberikan lapangan kerja maka tawuran pun bisa berkurang.
“Jadi yang perlu dipikirkan sekarang adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak banyaknya, sehingga anak muda kita punya kegiatan untuk punya uang, mereka nggak stress sehingga mereka memikirkan masa depan,” terangnya.
“Kalau sudah diberikan lapangan kerja tapi mereka masih tawuran, itu tindakan kriminal murni, bukan lagi gejala sosial. Tapi kalau sekarang kita lakukan dengan tindakan hukum pun, pada akhirnya mereka jadi korban pemerintah yang tak ciptakan lapangan kerja,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Tawuran antarwarga kembali terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura) Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim). Lagi-lagi, tawuran dipicu warga saling ejek.
Tawuran tersebut melibatkan warga RW 01 dan RW 02 pada Kamis (27/6), sekitar pukul 05.30 WIB. Para pelaku tawuran itu menggunakan berbagai benda, seperti batu, petasan, dan senjata tajam.
Tawuran kali ini terjadi dipicu warga saling ejek. Pada awal tahun lalu, telah dibuat deklarasi damai buntut terjadinya tawuran serupa.
Deklarasi damai diteken perwakilan warga RW 01 dan RW 02 di Taman Bassura pada Minggu (28/1). kata Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan tawuran kembali terjadi.
Dia merinci seperti faktor ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial, dan budaya. Selain itu, pengawasan orang tua yang kurang.
“Ada rasa dendam dan kepuasan diri sendiri dan lainnya,” kata Nicolas, Jumat (28/6/2024).
Polres Jakarta Timur sudah melakukan berbagai upaya, baik preventif dan represif. Upaya tersebut dilakukan agar tawuran tak terulang kembali.
“Tawuran ini terjadi diawali dari adanya aksi saling ejek dari masing-masing kelompok. Kemudian, adanya aksi balas dendam dengan aksi sebelumnya,” kata Nicolas.
Sumber : Detik.com