Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ghozi Zulazmi meminta Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP) segera merealisasikan penataan Kawasan Cakung Barat Terpadu.
Ia menilai, program penataan yang telah digaungkan Dinas CKTRP sejak tahun 2020 belum berkelanjutannya. Padahal penataan ini sangat ditunggu masyarakat sekitar.
Menurut Ghozi, kelanjutan penataan atau pembangunan kawasan Cakung Barat Terpadu harus menjadi fokus.
“Sudah beberapa kali masuk dalam perencanaan, tahun ini masyarakat mendorong untuk segera terealisasi,” ujar Ghozi di gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (8/11).
Harapannya, penataan Kawasan Cakung Barat Terpadu dapat mendongkrak perekonomian warga sekitar.
Nantinya, akan banyak disediakan tenan untuk para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kawasan tersebut akan menjadi sentra baru melayani masyarakat denga kelayakan infrastruktur.
“Ini perlu kita dorong, setelah Citata menyusun, lalu masukan anggaran di dinas masing-masing,” ungkap Ghozi.
Kawasan Cakung Barat Terpadu mengusung konsep integrasi. Terdapat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit (RS), taman interaksi atau tempat berkumpul dan bermain, dan kantor pelayanan publik seperti kantor kelurahan.
Terdapat pula tempat ibadah, rumah Ssusun (Rusun), gelanggang olahraga (GOR), hingga kantor pemadam kebakaran.
Semua layanan tersebutakan menjadi satu alias tanpa sekat. “Dinas pertamanan yang akan mengatur estetikanya,” tutur Ghozi.
“Sekarang sudah dibangun Rusun, GOR juga sudah. Jadi nanti tanpa pagar antara gedung, Rusun, GOR, tidak ada sekat,” tambah dia.
Ia mengimbau, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terlibat harus bersinergi dan menjaga kekompakan.
Dengan begitu, penataan Kawasan Cakung Barat Terpadu yang diimpikan warga bisa segera terwujud.
“Kita dorong segera realisasikan konsep yang sudah dirancang,” ungkap Ghozi.
Tahun 2025, sambung Ghozi, akan dimulai dengan masukan dalam RKPD.
“Sehingga nanti di APBD 2026 bisa masuk semua kebutuhan penataan kawasan Cakung ini,” tukas Ghozi. (gie/df)